Gunung
Krakatau
Krakatau adalah kepulauan
vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda. Nama ini pernah disematkan
pada satu puncak gunung berapi disana (Gunung Krakatau) yang sirna karena
letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat,
awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.
Suara letusan itu terdengar sampai di Australia dan Pulau Rodrigues dekat
Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom
yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan
Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua
setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar
redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga
New York.
Melihat
kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa
purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus
dahsyat menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau
Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883.
Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.
Catatan
mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang
berjudul “Pustaka Raja Parwa” yang diperkirakan berasal dari tahun 416 masehi.
Isinya antara lain menyatakan :
“Ada
suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula guncangan
bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah
badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh
dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur
menuju Gunung Kamula.... Ketika air
menenggelamkannya, Pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau
Sumatera.”
Letusan ini juga dianggap turut andil
atas berakhirnya kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan
Byzantium, dan berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya,
Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.
Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan
kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah
membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar
5-10 derajat
selama 10-20 tahun.
Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar